Terapi radionuklida merupakan salah
satu metode yang digunakan untuk mengatasi sel dengan pertumbuhan yang tidak
terkontrol. Salah satu contoh sel tersebut adalah sel kanker. Metode tersebut
sudah biasa digunakan di bidang kesehatan. Sel kanker diberi radiasi tertentu
yang dapat merusak DNA sel kanker, kemudian sel yang tersebut perlahan-lahan
mati.
Terapi radionuclida pertama kali
dilakukan oleh Emil grubbe pada tahun 1896. Saat itu, beliau menggunakan sinar
x yang baru saja ditemukan oleh william rontgen pada tahun 1896. Sinar yang
digunakan mulai menggunakan sinar radio aktif saat Marie Curie menemukan
radioaktif radium dan polonium. Akhirnya polonium lebih sering digunakan
daripada sinar X. Namun, hal tersebut hanya bertahan hingga periode 1900-an.
Pada periode tersebut hingga sekarang, Co-60
lebih banyak digunakan daripada radium. Seiring berjalannya waktu, ditemukan
linear akselator yang mampu menghasilkan sinar x dengan intensitas yang tinggi.
Sinar tersebut sering digunakan di daerah berkembang.
Selanjutnya, proses penyinaran
dibagi menjadi dua jenis, penyinaran secara eksternal dan penyinaran internal.
Penyinaran eksternal dilakukan dengan menembakkan radiasi sinar gamma yang
dihasilkan oleh Co-60 atau sinar x dari linear generator. Proses tersebut juga
dikenal sebagai gamma knife radiosurgery.
Sinar tersebut difokuskan ke sel yang ingin dimatikan. Setelah disinari sel
akan mati. Setiap tahun, lebih dari 30.000 pasien di seluruh dunia mendapatkan
perawatan dengan metode tersebut.
Metode yang kedua adalah metode
penyinaran secara internal, dikenal juga sebagai terapi jarak pendek. Terapi
tersebut dilakukan dengan cara menanamkan radioaktif ke bagian tubuh yang ingin
disembuhkan. Bahan yang digunakan
dibentuk menyerupai filamen. Kemudian, filamen tersebut dimasukkan ke dalam
tubuh melalui catheter. Radioktif
yang ditanam dalam tubuh menyinari sel yang ingin dimatikan. Setelah sel yang
diinginkan mati, filamen radioaktif dikeluarkan dari tubuh. Radioaktif yang
digunakan berbeda untuk setiap bagian tubuh. Iodin-131 digunakan untuk
menangani kelenjar tiroid, sedangkan iridium-192 digunakan pada bagian dada dan
kepala. Metode penyinaran secara internal dianggap lebih efektif daripada
metode secara eksternal.
Selain membunuh kanker, metode
radiasi juga dapat digunakan untuk menghambat penyebaran sel kanker. Metode
tersebut dikenal sebagai Targetted Alpha
Therapy (TAT) atau Alpha
Radioimmunotheraphy.
Salah satu aplikasi terapi
radionuclida adalah penggunaannya untuk mengobati tumor otak. Metode tersebut
disebut sebagai terapi Boron Neutron
Capture. Bahan radioaktif yang digunakan adalah boron-10. Sel kanker
disinari dengan sinar alfa berenergi tinggi yang dihasilkan oleh boron.
Partikel alpha yang dihasilkan boron dapat timbul karena boron menyerap dengan
kuat partikel neutron termal.
http://en.wikipedia.org/wiki/Radiation_therapy#History
0 komentar:
Posting Komentar