Jumat, 07 September 2012

Islam Sebagai Landasan Berfikir

Islam Sebagai Landasan Berfikir

            Manusia merupakan makhluk yang memiliki akal pikiran dan hawa nafsu. Dalam berfikir manusia menggunakan berbagai sudut pandang dan persepsi yang bermacam-macam. Namun, pada hakikatnya persepsi dan pola pikir manusia berdasarkan dua hal. Dua hal tersebut adalah iman dan kufur.

            Iman memiliki arti mengakui, mencintai, melakukan apa yang diperintah, dan tidak melakukan apa yang dilarang. Seseorang yang beriman kepada Allah, dia akan menggunakan islam sebagai landasan berfikir dalam melakukan segala sesuatu. Dia akan memiliki sesuatu yang disebut sebagai basiroh. Basiroh merupakan suatu bentuk penglihatan yang berasal dari mata hati. Seseoran yang memiliki basiroh yang baik akan mampu menilai seseorang tanpa melakukan analisis. Basiroh menjadi pembimbing bagi orang yang beriman.

            Perserpsi atau pola pikir yang benar (berdasarkan iman) akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Seseorang yang menggunakan islam sebagai landasan berfikir akan memiliki pemikiran yang islami. Pemikiran tersebut menggunakan islam sebagai landasan untuk mengambil keputusan. Pemikiran yang islami akan terwujud menjadi amal perbuatan yang islami.

            Pola pikir yang kedua adalah pola pikir orang yang kufur. Orang yang kufur akan menjadikan hawa nafsu sebagai landasan berfikir. Hawa nafsu akan menjadi pembimbing hidupnya. Karena hanya mengikuti hawa nafsu atau keinginannya sendiri, orang tersebut akan memiliki pemikiran yang jahiliyah. Jahiliyah bukan berarti bodoh dalam intelektual, melainkan bodoh karena dia tidak memiliki landasan yang jelas (islam) dalam berfikir dan hanya mengandalkan hawa nafsu yang tidak jelas arah tujuannya. Pemikiran tersebut akan terwujud dalam amal atau perbuatan yang jahiliyah.

            Berdasarkan beberapa paragraf di atas, pola pikir atau persepsi manusia merupakan hal yang penting yang harus dijaga. Seseorang yang memiliki keislaman yang baik akan sangat mudah disesatkan apabila pola pikir atau persepsinya mampu digoyahkan dan berganti dengan pola pikir yang tidak islami. Jika pola pikirnya sudah melenceng, pemikirannya pun akan melenceng, dan akhirnya amal perbuatannya akan melenceng.

            Pola belajar seseorang sering menggelincirkan seseorang menuju kesesatan. Seseorang yang ingin menemukan kebenaran yang sejati akan menanyakan segala sesuatu yang ada. Yang paling parah, orang tersebut menanyakan tentang kebenaran islam, keberdaan Allah, kebenaran Nabi, dsb. Untuk menghindari hal tersebut, dalam belajar harus ada batasan yang diberlakukan.  Batasan tersebut adalah tidak melakukan objektifikasi, menyadari bahwa manusia memiliki keterbatasan, agama tidak terbatas, dan kebenaran yang paling benar hanya milik Allah. Manusia hanya akan mendapatkan apa yang ingin dia ketahui hanya jika Allah menghendakinya.
             



0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes